Senin, 06 November 2017

Tantangan embenihan lele

Baik pembesaran maupun pembenihan lele (Clarias gariepinus) tentu memiliki banyak hal yang harus diperhatikan dan dikontrol. Namun, pembenihan memiliki tantangan tersendiri, salah satunya adalah kondisi lingkungan yang perlu dijaga ketat agar benih yang daya tahannya masih rentan ini dapat bertahan hidup. Sebelum benih diproduksi, indukan lele juga harus dalam kondisi lingkungan terbaik sehingga mampu menghasilkan benih unggulan. Dilansir dari majalah TROBOS edisi 62 th. 2017, Muhammad Amir Sobirin seorang petani lele asal Pekalongan berpendapat bahwa pembenihan lele adalah proses yang butuh ketelatenan karena risikonya tinggi. Menurutnya, modal pembenihan itu kecil dan jika berhasil maka dapat mendatangkan untung yang besar.
Faktor cuaca yang berubah-ubah memberikan dampak besar pada pembenihan. Pergantian musim misalnya, menjadikan induk lele mengalami gejala “telur kosong”. Hujan deras yang menurunkan pH kolam dan melembabkan udara pun memicu pertumbuhan jamur dan bakteri yang menyerang benih. Belum lagi cuaca panas yang pernah dialami BPBIAT Kota Cirebon, dimana 60% benih ikannya mati akibat suhu panas yang mencapai 36oC.
Selain suhu, masih banyak faktor yang perlu dijaga agar pembenihan dapat berjalan lancar. Mulai persiapan indukan, pemijahan, sampai pemeliharaan larva.
Persiapan indukan
Biasanya, dalam bisnis pembenihan, pembudidaya langsung membeli indukan yang siap memijah. Tapi jika ingin mempersiapkan dan menyeleksi indukan secara mandiri, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
  • Indukan sebaiknya memiliki sertifikat yang membuktikan genetiknya berasal dari prosedur yang jelas.
  • Suhu kolam indukan dijaga di 28-30oC
  • Kepadatan indukan berkisar 10-15 ekor/m2
  • Penggantian air 2x seminggu, sebanyak 20-30% air kolam
  • Nutrisi indukan harus tinggi asam lemak (untuk pematangan gonad) dan omega 3 (untuk pembentukan gelembung renang pada larva)
  • Pemberian pakan 3-5x sehari dengan 3-5% dari bobot tubuhnya
  • Jantan dan betina sebaiknya dipisah agar tidak terjadi pembuahan di luar rencana
  • Ciri-ciri indukan jantan yang siap memijah: tubuh ramping, gerakan lincah dan alat kelamin runcing
  • Ciri-ciri indukan betina yang siap memijah: bagian perut membesar ke arah anus, apabila diraba terasa lembek dan gerakan lambat
Pemijahan
Umur lele jantan yang siap memijah biasanya berkisar antara 8-12 bulan sedangkan lele betina di umur 12-15 bulan. Perbandingan jumlah jantan:betina adalah 1:3. Kualitas air kolam untuk pemijahan di antaranya:
  • Suhu: 25 – 30oC
  • Nilai pH: 6,5 – 8,5
  • Ketinggian air: 25 – 40 cm
Siapkan kakaban/ijuk pada kolam pemijahan dan biarkan indukan melakukan pemijahan, biasanya pada waktu pagi atau sore hari. Karena lele bersifat kanibal, telur yang disimpan di kakaban harus segera diambil agar tidak dimakan oleh induknya sendiri.
Pemeliharaan larva
Ketika telur menetas, larva belum perlu diberi pakan karena nutrisinya tercukupi dari kantung telur (yolk sac). Setelah 3 hari, kantung telur habis dan cangkang akan lepas. Cangkang yang lepas dan sisa-sisa sperma berpotensi menumpuk kandungan nitrit bebas (amoniak) dalam perairan. Cara mensiasatinya dengan menambahkan unsur C (carbon) seperti air cucian beras atau tepung terigu.
Pemeliharaan larva atau disebut juga pendederan biasanya dilakukan dalam 4 tahap, dimana ukuran kolam dan jenis pakan yang diberikan berbeda sampai ukuran benih siap jual. Kualitas media air untuk pemeliharaan larva di antaranya adalah:
  • Suhu berkisar di 25 – 30oC
  • Nilai pH 6,5 – 8,6
  • Laju pergantian air 10 – 15% per hari
  • Ketinggian air: 50 – 70 cm
Kriteria produksi per tahap pendederan berdasarkan panduan SNI 01-6484.4-2000 dapat dilihat dari tabel berikut:

Pendederan Lele Dumbo

Pada setiap siklus pembenihan selama 5-6 minggu, benih lele dapat diproduksi sebanyak 25.000 ekor. Indukan dapat digunakan untuk 5x proses pemijahan sehingga tidak perlu lagi mencari indukan untuk kurun waktu minimal 2 tahun, cukup memelihara sesuai dengan kebutuhan induk. Benih lele sendiri dapat dipasarkan dengan harga Rp 80/ekor (harga berbeda-beda di setiap daerah).
Untuk pemasarannya, biasanya pembudidaya pembesaran lele akan datang langsung ke pengusaha benih lele. Karena yang ada saat ini adalah usaha pembesaran lebih banyak daripada pembenihan sehingga benih berkualitas pasti jadi rebutan (simak jenis ukuran dan harga benih lele si artikel ini). Dikatakan Azzam Bachrur, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI), pada majalah TROBOS, usaha pembenihan belum ada sampai skala besar sehingga jumlah permintaan benih lebih daripada pemasokan. Tambahnya lagi, produksi benih lele yang ideal adalah 1 juta ekor sekali produksi. Kendalanya adalah, seperti yang disebutkan sebelumnya, pembenihan adalah proses yang berisiko tinggi.
Bagaimana menurut Anda? Apa Anda siap menjadi pemasok 1 juta benih lele unggulan? Simak prosedur lengkap mengenai pembenihan pada tautan berikut dan intip juga kesuksesan pembudidaya benih lele sangkuriang di Purwakarta di tautan ini.
———————————————————————————————–
SUMBER

Sumber : http://efishery.com/efishery-university/siar/tantangan-pembenihan-lele/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar