Minggu, 19 November 2017

MOdel-model Aquaponik

Akuaponik banyak diaplikasikan di lapangan dengan berbagai macam pilihan model. Jenis yang tergolong sederhana dapat dilihat dari tidak adanya penggunaan pompa air, timer, siphon dan filter air secara langsung baik biologis maupun mekanis. Model yang lebih kompleks selain ditandai dengan penggunaan bagian di atas juga dibarengi dengan pengontrolan pH air dan juga suhu. Tentunya model seperti ini perlu pengetahuan yang lebih serta alat bahan yang memadai.
Berikut ini ditampilkan beberapa model akuaponik yang banyak digunakan sebagai acuan pilihan untuk mulai akuaponik. Jenis tidak ditampilkan atas penggolongan tertentu namun lebih pada bentuk penerapan di lapangan saja.
1. Rakit Apung Sterofoam
Jenis ini menggunakan prinsip floating raft atau rakit apung dengan sterofoam sebagai pelampung di atas permukaan kolam. Netpot-netpot yang berisi tanaman ditempatkan dalam lubang-lubang yang dibuat pada lembaran sterofoam.  Rakit sterofoam dapat ditempatkan langsung di dalam kolam ikan atau dibuatkan tempat terpisah sehingga akar tanaman tidak terganggu oleh aktivitas ikan.
model-kangkung-aquaponik-rakit-apung-sterofoam
2. Rakit Apung pipa Paralon
Prinsip kerjanya sama dengan rakit apung apung sterofoam hanya saja dengan pelampung dari pipa pralon. Pipa pralon disusun hingga dapat menanggung beban media tanam yang diikat pada pipa. Umumnya digunakan wadah tanam yang lebih besar pada rakit apung pipa pralon ini. Keranjang sampah atau ember berlubang yang disusun berjajar dapat digunakan sebagai wadah tanam model ini. Instalasi langsung diletakkan di permukaan air kolam sehingga kapasitas luas pemasangan perlu dibatasi agar tidak mengganggu sinar matahari ke dalam  kolam.

3. Rakit Apung Botol
Sama seperti rakit apung pipa paralon, model ini langsung diletakkan di atas permukaan air kolam. Fungsi pelampung dijalankan oleh botol-botol yang diikatkan di pinggir-pinggir wadah tanam. Tanaman ditempatkan dalam wadah-wadah yang berisi media tanam. Dalam model ini umumnya dipilih media tanam yang tidak begitu berat seperti akar pakis, arang sekam atau arang kayu.
model-akuaponik-rakit-apung-kangkung-botol
4. Rakit Apung Bambu
Rakit apung bambu ini memanfaatkan potensi tanaman bambu yang mudah diperoleh di pedesaan. Instalasi menggunakan pelampung berupa batang bambu yang dipotong dan disusun sejajar. Bambu yang memiliki rongga udara di dalamnya dapat mengapung dengan cukup baik di atas permukaan kolam. Wadah tanam ditempatkan di antara dua batang bambu panjang sejajar ini dan diikat dengan kuat.
rakit-apung-batang-bambu
5. DFT-NFT Pipa Paralon
Model ini mengadopsi sistem hidroponik yang banyak digunakan. Instalasi pipa PVC yang disusun digunakan sebagai tempat aliran air sekaligus rak tanam. Pada DFT aliran air dibuat agak tinggi, sementara pada nft aliran air dibuat tipis. Model ini memerlukan pompa air dan cocok digunakan untuk penanaman tanaman daun yang berukuran tidak begitu besar. Sementara untuk nft pilihan jenis tanaman terbatas pada jenis yang tidak memiliki akar terlalu invansif yang dapat menutup aliran air.

6. DFT-NFT Talang Air
Prinsip kerjanya sama seperti dft atau nft pada pipa pralon hanya saja diterapkan pada talang air. Untuk menutup bagian atas talang yang terbuka bisa digunakan potongan lembaran sterofoam yang dilubang sebagai tempat pemasangan netpot. Karena permukaannya yang lebih luas, dibandingkan penggunaan pipa paralon, talang air tidak terlalu cepat tersumbat aliran air di dalamnya.
model-akuaponik-talang-air
7. Ember / Bak Serial Pasang Surut
Susunan ember atau bak tanam yang dirangkai serial digunakan sebagai wadah tanam. Pada model ini air dialirkan ke dalam bak-bak beberapa saat, kemudian dibuat surut beberapa saat kemudian. Proses pengisian dan pengosongan aiar berlangsung terus menerus hingga dinamakan sistem pasang surut. Untuk membuat pasang surut ini dapat digunakan pompa air yang dihubungkan dengan sebuah timer atau dengan penggunaan siphon yang bisa menguras air secara otomatis saat mencapai ketinggian tertentu.
model-instalasi-bak-pasang-surut
8. Ember/Bak Serial Aliran Atas
Pada model ini bak-bak tanam di susun mengitari keliling kolam ikan. Air yang dipompa dari kolam kemudian dialirkan ke dalam bak-bak dari arah atas. Media tanam akan menjadi basah dan air yang turun akan kembali masuk ke dalam kolam melalui saluran yang dibuat di bagian bawah wadah tanam.

9. Ember / Bak Serial Aliran Bawah
Pada model ini air dari kolam dialiran ke dalam susunan bak tanam yang saling terhubung dari arah bawah. Air akan menggenangi media tanam dan dapat di atur ketinggian yang diinginkan. Aliran air berlangsung secara terus menerus dan kontinu sehingga ketinggian air dalam bak tanam relatif tetap.
model-akuaponik-aliran-bawah
10. Bak Lebar dengan Media Pasang Surut
Prinsip model ini adalah penggunaan pasang surut air pada sistem. Perbedaannya hanya pada luas wadah tanam yang digunakan. Model ini menggunakan bak-bak yang lebar dan media tanam langsung diisikan ke dalamnya. Untuk membuat pasang surut bisa ditambahkan sistem sifon pada bak tanam. Kelemahan model ini adalah beban bak tanam yang cukup berat hingga diperlukan instalasi dengan kekuatan memadai untuk penopang.
akuaponik-growbed-lebar-sifon
11. Bak Lebar dengan Aliran Kontinu
Instalasi model ini sama dengan instalasi pada bak lebar dengan pasang surut. Bak tanam dapat dibuat dari ember-ember bundar yang berdiameter besar, potongan separuh drum, susunan papan kayu, atau bahan lain yang dibuat bentuk kotak atau tabung. Perbedaannya air dibuat mengalir kontinu pada media tanpa adanya proses pasang surut sehingga tidak diperlukan adanya siphon.
akuaponik-growbed-luas-tanpa-sifon
12. Akuaponik Vertikal Pipa Tunggal
Model ini mengadopsi sistem vertikal culture dengan pipa vertikal pada sistem hidroponik. Pipa dibuat lubang-lubang di sekelilingnya sebagai tempat dudukan netpot dan diposisikan berdiri. Air dari kolam kemudian dialirkan melalui bagian atas pipa sehingga turun dan membasahi media pada netpot.
vertikal-kultur-pipa-pralon
Demikian beberapa model yang bisa dijadikan pilihan untuk sistem akuaponik pada kolam ikan. Sistem mana yang dipilih tentunya dapat disesuaikan dengan kondisi dan selera masing-masing.

Sumber : http://daunijo.com/12-pilihan-model-dalam-membuat-sistem-akuaponik-sederhana/

Kamis, 16 November 2017

Cara menaikkan dan menurunkan PH air

Nilai pH air pada beberapa aktifitas budidaya menjadi salah satu poin penting yang harus diperhatikan oleh setiap pelaku usaha budidaya, dan ini juga berlaku kepada mereka yang memiliki hobi dengan penggunaan air, seperti mereka yang suka memelihara ikan hias, budidaya perikanan, dan budidaya pertanian dalam hal ini adalah budidaya tanaman hidroponik ataupun aquaponik, dan tentu saja masih banyak lagi aktifitas lainnya yang masih berhubungan dengan nilai pH air yang akan digunakan untuk mencapai kesuksesan dari apa yang mereka kerjakan. Sebelum kita membahas tentang cara mudah menaikan dan menurunkan pH air, alangkah baiknya kita sedikit mengenal apa itu pH dan bagaimana perannya untuk kegiatan budidaya. Oke langsung saja kita sedikit mengupas tentang pengertian pH.
Apa itu pH ?
pH adalah kepanjangan dari pangkat hidrogen atau power of hydrogen yaitu merupakan tingkatan asam basa suatu larutan yang diukur dengan skala 0 s/d 14. Pada air murni dapat dinyatakan sebagai larutan netral, dalam suhu 25 derajat Celcius memiliki pH 7, sedangkan jika larutan memilik pH di atas 7,0 maka bisa digolongan larutan basa sedangkan jika larutan memiliki nilai pH di bawah 7,0 maka larutan tersebut bisa digolongkan sebagai larutan asam. Pada suatu kasus nilai tinggi atau rendahnya pH air itu sangat dipengaruhi oleh kandungan mineral lain yang terdapat dalam air. Pengaruh nilai pH terhadap air adalah sangat besar, untuk para pecinta atau penghobi tanaman hidroponik mungkin sudah tau peran dari nilai pH air yang mereka gunakan atau mau digunakan untuk menanam tanaman hidroponik, karena untuk budidaya tanaman hidroponik nilai pH untuk tanaman berbeda, biarpun ada sebagian tanaman menginginkan nilai pH sama. Selain pada budidaya tanaman hidroponik nilai pH air juga sangat berpengaruh kepada mereka yang memiliki hobi ikan hias, bagi mereka ketika memelihara ikan hias yang di tempatkan di dalam kolam ataupun aquarium, kualitas air harus selalu dijaga kualitas agar ikan hias yang mereka pelihara dapat hidup dengan baik. Nilai pH air pada aquarium sangat mudah naik, hal ini dikarenakan air mudah tercampur dengan mineral dan kotoran yang berada di dalamnya. Normalnya nilai pH air tawar aquarium sekitar 6,5 s/d 7,5 saat pH terlalu tinggi pasti ikan akan mati. Inilah salah satu contoh perannya nilai pH air yang akan digunakan untuk aktifitas budidaya atau menyalurkan hobinya. Oke setelah kita mengupas pengertian dan peran nilai pH maka sekarang saatnya kita kupas tips mudah menaikan dan menurunkan pH air, untuk lebih jelasnya simak ulasan berikut ini : 
Cara menaikkan pH
  • Memberikan airasi, untuk penghobi ikan hias bisa anda coba dengan pecahan koral dan pecahan kulit kerang dicampur dengan potongan batu kapur. Anda bisa memberikan itu sebagai hiasan dasar kolam anda, sedangkan untuk cara menaikan pH pada larutan hidroponik anda bisa menggunakan larutan kalium hidroksida atau biasa dikenal dengan sebutan KOH, anda bisa memberikan larutan KOH pada media hidroponik sedikit demi sedikit sampai nilai pH sesuai yang anda inginkan.
  • Anda juga bisa menggunakan pelepah daun pisang yang dipotong kecil-kecil, cara ini juga bisa anda gunakan untuk menaikkan kadar keasaman larutan (air).
  • Jika anda masih repot dengan cara di atas maka lebih praktisnya anda bisa membeli pH Up hidroponik ditoko.
Setelah anda mengetahui cara menaikan pH air, maka kita akan mengulas bagaimana cara menurunkan pH air.? Untuk menurunkan pH air atau larutan ada beberapa cara yang bisa anda lakukan, akan tetapi untuk menurunkan pH pada media hidroponik saya ulas pada paragraf selanjutnya, kali ini cara secara umum, dan anda juga bisa mencoba untuk aktifitas anda, untuk caranya, diantaranya:
Cara Menurunkan pH air
Mencampurkan air baku baru
bagi penghobi ikan hias, ada cara paling mudah untuk anda lakukan, yaitu dengan mencampurkan air aquarium yang bermasalah dengan air RO yang mempunyai nilai pH sedikit atau di bawah netral. Caranya anda bisa mengurangi jumlah air yang ada di aquarium kemudian menambahkan air baru. Tinggal tunggu hasilnya pasti pH menurun walaupun tidak banyak.
Daun dan batang pepaya
Cara menurunkan pH air yang lainnya secara alami adalah dengan memberikan daun dan batang pepaya pada larutan, cara ini sangat sering digunakan oleh para pembudidaya ikan, khususnya budidaya ikan lele. Cara yang bisa anda lakukan adalah dengan memberikan beberapa lembar daun atau batang pepaya, tentunya anda harus memotongnya terlebih dahulu yang lebih kecil, anda bisa mencobanya, karena cara ini bisa kembali menetralkan ph air kolam lele. Sebenarnya ada alternatif yang lain selain penggunaan daun atau batang pohon pepaya, bahan yang bisa anda gunakan adalah bonggol pisang, akan tetapi kalau anda terlalu banyak memberikan bonggol pisang maka getah pisang bisa mnaikan pH air kolam secara cepat jadi penggunaan pepaya relatif lebih aman
.
Daun ketapang
Penggunaan daun ketapang sudah banyak yang mencoba dan membuktikan kehebatan menggunakan daun ketapang dalam menaikan pH larutan atau air, mereka menggunakan sekitar 4-5 lembar daun ketapang untuk sebuah aquarium. 
Penurun pH (pH down)
jika anda tidak mau repot tentu saja anda tinggal membeli pH down yang ada di toko, karena ini sangat-sangat praktis untuk anda lakukan.
Dengan HNO3 Asam Nitrat
selain cara di atas anda juga bisa menggunakan HNO3 (asam nitrat) untuk menurunkan nilai pH larutan, anda bisa membelinya di toko kimia, karena pada toko kimia biasanya ada, untuk harganya sekitar 15 - 20 rb / ltr, untuk cara pemakaian cairan ini anda harus super hati-hati, karena bahan ini masih dalam kondisi sangat pekat, ketika anda mau menggunakannya wajib menggunakan sarung tangan plastik. Sebelum untuk menurunkan nilai pH, sebaiknya larutan HNO3 harus dibuat larutan yang tidak terlalu pekat dan tentu saja agar larutan HNO3 menjadi lebih mudah dan aman ketika digunakan, untuk caranya :
Anda bisa menyiapkan air bersih kurang lebih 1-2 liter pada ember, kemuadian masukan larutan HNO3 sebanyak 5 - 10 ml ke dalam air yang sudah anda siapkan tadi. Dan jangan lupa untuk menutup kembali dengan sangat rapat botol HNO3 yang masih sangat pekat untuk digunakan jika sewaktu-waktu anda mau menggunakannya kembali. Ingaaatttt dan ingaaaatttttt anda harus MENYIMPAN LARUTAN HNO3 YANG PEKAT DI TEMPAT YANG AMAN DARI JANGKAUAN KELUARGA ANDA...!!
Untuk larutan yang sudah anda encerkan tadi atau 1-2 liter air yang sudah diberi HNO3 bisa anda masukan ke dalam botol atau jerigen, larutan ini siap untuk anda gunakan dalam menurunkan pH larutan. Untuk cara pemakaian, misalkan penerapannya pada budidaya tanaman hidroponik, jika kita mau membuat larutan nutrisi/ media air sebanyak 10 ltr, sebelum anda menambahkan nutrisi yang masih pekat (A+B), maka anda harus menyesuaikan terlebih dahulu nilai PH air yang akan digunakan sesuai kebutuhan tanaman yang akan anda tanam, caranya sangat mudah pertama anda siapkan dahulu 10 liter air yang aan anda gunakan, kemudian teteskan sedikit demi sedikit larutan HNO3 yang tadi sudah anda buat atau encerkan, ukur dengan pH meter, jika nilai pH masih tinggi belum sesuai dengan keinginan anda maka bisa menambahkan lagi HNO3 sedikit demi sedikit sampai nilai pH sesuai dengan yang anda inginkan. Jika pada prakteknya anda kelebihan saat memberikan larutan HNO3 maka secara otomatis pH air akan turun, maka untuk menaikannya lagi anda bisa menambahkan air bersih lagi kemudian anda ukur sampai nilai pH sesuai pada nilai yang anda inginkan. Setelah nilai pH OK, maka anda bisa menambahkan larutan nutrisi A dan B sesuai dengan tanaman yang akan anda inginkan, jika belum tahu berapa nilai nutrisi tanaman yang akan anda tanam, maka anda bisa membaca artikel saya yang lainnya tentang daftar lengkap nutrisi tanaman hidroponik, silahkan anda baca untuk mengetahui nilai nutrisi tanaman yang akan anda tanam.
Cara yang terakhir adalah menggunakan cuka atau perasan jeruk.
Cara ini bisa dilakukan jika kebutuhan air yang anda gunakan dalam volume yang sedikit, jadi jika anda menggunakan pada jumlah air yang banyak maka anda akan lebih direpotkan karena butuh berapa banyak jeruk/cuka yang akan anda gunakan, dan penggunaan cara ini juga mudah sekali nilai pH berubah, misalnnya ketika anda menggunakan cara ini kemudian nilai pH sudah seperti yang anda inginkan, tetapi selang beberapa waktu nilai pH akan berubah kembali, jadi jika anda tetap menginginkan cara ini, ya silahkan dicoba sendiri.
 
http://centra-bibit-tanaman-unggul.blogspot.co.id/2016/08/cara-menaikan-dan-menurunkan-ph-air.html

Rabu, 15 November 2017

Cara mengukur PH air

Bagi anda yang baru memulai hidroponik dan belum mempunyai alat Pengukur pH, bisa mengunakan alat pengukur sederhana dan murah yaitu dengan kertas lakmus (kertas pH). Dengan memasukan kertas pH kedalam air atau pasir, amatilah dengan hati-hati perubahana warna.
Warna merah berarti menandakan asam kuat 1-6
Warna hijau berarti menandakan basa kuat >7
Warna kuning berarti menandakan  tingkat pH netral 5,5 – 6,5, ini berati asam dan basa berada dalam keadaan seimbang.
Perlu diperhatikan bahwa kandungan air akan asam cenderung akan meningkat akibat penggunaan bahan kimia untuk menjernihkan air atau karena adanya pencemaran
Jadi mengatur pH sangatlah perlu agar tanaman tumbuh sesuai dengan yang kita harapkan.

Dengan pengukuran pH diharapkan kondisi perairan sesuai dengan keadaan organisme budidaya ikan, sehingga ikan dapat hidup sehat dan tidak mengalami stres. Penyimpangan terlalu jauh dengan sifat ikan yang dibudidayakan dapat menyebabkan kematian pada ikan budidaya.
Penanganan pH
Seperti disebutkan sebelumnya, pengananan atau pengubahan nilai pH akan lebih efektif apabila alkalinitas ditanganai terlebih dahulu. Berikut adalah beberapa cara pangananan pH, yang kalau diperhatikan lebih jauh, cenderung mengarah pada penanganan kesadahan atau alkalinitas
Penurunan pH
Untuk menurunkan pH, pertama kali harus dilakukan pengukuran KH. Apabila nilai KH terlalu tinggi (12 atau lebih) maka KH tersebut perlu diturunkan terleibh dahulu, yang biasanya secara otomatis akan diikuti oleh menurunnya nilai pH. Apabila nilia pH terlalu tinggi (lebih dari 8) sedangkan KH tergolong bagus ( antara 6 -12)maka hal ini merupakan petunjuk terjadinya proses keseimbangan yang buruk. 
Penurunan pH dapat dilakukan dengan melalukan air melewati gambut (peat), biasanya yang digunakan adalah peat moss (gambut yang berasal dari moss). bisa juga dilakukan dengan mengganti sebagaian air dengan air yang berkesadahan rendah, air hujan atau air yang direbus, air bebas ion, atau air suling (air destilata). Selain itu bisa juga dapat dilakukan dengan menambahkan bogwood kedalam akuairum. Bogwood adalah semacam kayu yang dapat memliki kemampuan menjerap kesadahan. Sama fungsinya seperti daun ketapang, kayu pohon asam dan sejenisnya. 

Peningkatan pH 
Menaikkan pH dapat dilakukan dengan memberikan aerasi yang intensif, melewatkan air melewati pecahan koral, pecahan kulit kerang atau potongan batu kapur. Atau dengan menambahkan dekorasi berbahan dasar kapur seperti tufa, atau pasir koral. Atau dengan melakukan penggantian air.
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang.
Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm.
Garam merupakan senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa.  Kalian tahu garam dapur bukan? Garam dapur (NaCl) merupakan salah satu contoh garam yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari.  Selain itu ada juga Baking Soda (NaHCO3) yang digunakan untuk menetralkan sengatan lebah yang bersifat asam, serta tawas dengan rumus senyawa Al2(SO4)3 yang digunakan untuk proses penjernihan air.
 
Sumber : http://www.alamikan.com/2014/05/cara-mengukur-ph-air-dengan-kertas.html  
 
 Adapun ciri-ciri dari garam antara lain:
  • Dalam bentuk leburan (cairan) atau lelehan dapat menghantarkan listrik
  • Sifat larutannya dapat berupa asam, basa, atau netral tergantung jenis asam (kuat atau lemah) dan basa (kuat atau lemah) pembentuknya.
  • asam kuat dan basa kuat akan terbentuk garam yang bersifat netral
  • asam kuat dan basa lemah akan terbentuk garam yang bersifat asam
  •  asam lemah dan basa kuat akan terbentuk garam yang bersifat basa

Selasa, 14 November 2017

Budidaya kutu air Daphnia maghna dan moina

Kutu air banyak digunakan untuk pakan benih ikan dan jenis ikan hias, seperti ikan cupang dan ikan guppy. Kandungan protein kutu air bisa mencapai 66% dan lemak 6%. Sehingga sangat cocok bagi benih ikan yang masih dalam tahap pertumbuhan.
Jenis kutu air yang paling mudah dibudidayakan dan ketersediaan bibitnya banyak adalah daphnia dan moina. Kedua jenis kutu air ini termasuk dalam keluarga arthopoda, kelas crustacea dan ordo caldocera. Keduanya merupakan jenis udang renik.

Jenis daphnia

Budidaya kutu air
Daphnia magna (Gambar: PLOS Biology)
Daphnia berbentuk lonjong agak pipih ukurannya sekitar 1-5 mm. Warna tubuh daphnia cokelat kemerahan. Bagian kepalanya mempunyai dua antena dan ekornya melancip. Di kolam, koloni daphnia akan terlihat seperti titik-titik merah yang mengambang bergerombol di permukaan air.
Daphnia banyak ditemukan di perairan air tawar seperti danau, rawa, waduk, kolam dan sungai. Tempat ideal bagi pertumbuhan daphnia adalah perairan dengan suhu 26-30oC dengan pH 6,5-7,5.
Daphnia bisa berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Dalam perkembanganbiakan aseksual, moina akan menghasilkan telur yang bisa menetas tanpa perlu dibuahi. Sedangkan pada perkembangbiakan seksual, daphnia jantan dan betina melakukan perkawinan dan menghasilkan anak.
Siklus hidup daphnia sekitar 34 hari dan bisa melahirkan anak setiap hari. Daphnia bertelur atau beranak dengan jumlah sekitar 39 ekor per hari. Pada jenis tertentu seperti daphnia magna, bisa bertelur hingga 100 ekor.

Jenis moina

Buididaya kutu air
Moina (Gambar: UNH Center for Freshwater Biology)
Ukuran tubuh moina lebih kecil dari daphnia, sekitar 0,9-1,8 mm. Warna tubuhnya cokelat kemerahan. Pada bagian perutnya terdapat 10 rambut getar atau silia, dan pada bagian punggungnya ditumbuhi rambut kasar. Di alam, koloni daphnia biasanya bercampur baur dengan moina, sehingga secara kasat mata kedua jenis zooplankton ini sulit dibedakan.
Moina dapat ditemukan di seluruh perairan air tawar seperti danau, rawa, waduk dan kolam. Suhu perairan ideal bagi pertumbuhan moina berkisar 24-30oC dengan pH 6,5-7,5.
Sama dengan daphnia, moina juga bisa berkembang biak secara aseksual dan seksual. Siklus hidup moina jauh lebih pendek yaitu sekitar 13 hari. Dengan kemampuan bereproduksi sekitar 32 ekor per hari.

Budidaya kutu air

Budidaya kutu air daphnia dan moina bisa perlakukan sama. Karena habitat hidup, jenis makanan, dan tipe perkembangbiakannya relatif sama. Bibit daphnia dan mioina bisa didapatkan di Balai Benih Ikan Air Tawar (BBAT). Selain itu juga dicari di perairan seperti danau, kolam, waduk, sawah atau parit.
Kutu air biasanya bergerombol mengambang di permukaan air. Warnanya coklat kemerahan. Untuk mengambilnya gunakan jaring halus (plankton net). Daphnia dan monia bisa dikembangbiakan dalam berbagai media, seperti wadah fiber atau kolam.
Kolam yang digunakan sebaiknya kolam tanah, atau kolam semen dengan dasar tanah. Luas kolam tergantung kebutuhan, sebaiknya tidak terlalu besar untuk memudahkan perawatan. Sebelumnya dasar kolam dikapur terlebih dahulu, untuk menetralkan pH tanah dan menekan organisme patogen. Tahapannya sebagai berikut:
  • Keringkan terlebih dahulu dasar kolam dengan dijemur selama 2-3 hari. Kemudian lakukan pengapuran dengan dosis 1-2 kg/m2.
  • Kemudian tambahkan pupuk untuk menumbuhkan pakan plankton sebagai makanan daphnia dan moina. Jenisnya bisa pupuk kandang, seperti kotoran ayam sebanyak 2 kg/m2. Biarkan selama 3-5 hari.
  • Genangi kolam dengan air bersih sedalam 30 cm dan diamkan lagi selama 2-4 hari. Air kolam akan berubah menjadi cokelat kehijauan. Warna tersebut merupakan pertanda plankton dan tumbuhan renik lainnya telah berkembang dalam kolam. Penuhi kolam dengan air hingga ketinggian 50-60 cm.
  • Kolam siap ditebari dengan bibit daphnia dan moina. Dalam satu minggu akan terlihat warna kemerahan di permukaan kolam. Hal ini menandakan kutu air telah berkembang.
  • Perkembangbiakan kutu air akan mencapai puncaknya setelah 7-11 hari. Panen dilakukan dengan mengambil kutu air dengan jaring halus.
  • Cuci kutu air dengan air bersih sebelum diberikan pada ikan.
Sumber : https://alamtani.com/budidaya-kutu-air-daphnia-moina/
Reerensi
  1. Yusuf Bachtiar. 2003. Menghasilkan pakan alami ikan hias. Agromedia
  2. FAO. http://www.fao.org/docrep/003/w3732e/w3732e0x.htm
  3. UNH Center for Freshwater Biology. http://cfb.unh.edu/cfbkey/html/Organisms/CCladocera/FDaphnidae/GDaphnia/Daphnia_magna/daphniamagna.html
  4. PLOS Biology. http://www.plosbiology.org/article/info:doi/10.1371/journal.pbio.0030253 

Jumat, 10 November 2017

Lele Sangkuriang

Siapa yang tidak mengenal ikan lele sangkuriang? Jenis ikan lele yang diperkenalkan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi pada tahun 2004 ini dengan cepat menjadi primadona para peternak. Namun tahukah Anda bahwa ikan lele Sangkuriang ini masih dari jenis lele dumbo?

Penurunan kualitas lele dumbo

Ikan lele dumbo pertama kali diekspor dari Taiwan pada tahun 1985. Menurut keterangan eksportirnya, lele dumbo merupakan hasil silangan ikan lele asal Taiwan dengan nama latin Clarias Fuscus dengan ikan lele asal Afrika dengan nama latin Clarias Mozambicus. Namun penelaahan lebih lanjut mengatakan lele dumbo lebih mirip dengan ikan lele asal Afrika dengan nama latin Clarias Gariepinus.
Terlepas dari kontroversi sepesies lele dumbo, diakui bahwa jenis ikan lele ini lebih produktif untuk dibudidayakan di Indonesia. Sehingga hampir semua peternak lele memilih membudidayakan lele dumbo ketimbang lele lokal (Clarias Batrachus) yang saat itu banyak dibudidayakan. Meski daging lele dumbo tak segurih lele lokal, tetap saja memelihara lele dumbo jauh lebih ekonomis dibanding lele lokal.
Lele dumbo bisa tumbuh jauh lebih cepat, ukurannya lebih bongsor dan lebih tahan terhadap berbagai bibit penyakit. Namun keunggulan lele dumbo semakin hari semakin pudar, karena kualitasnya terus menurun. Menurut para pakar, penurunan tersebut disebabkan karena kesalahan dalam pembenihan lele yang terjadi di masyarakat. Banyak ikan lele dumbo yang dikawinkan dengan kerabatnya sendiri (inbreeding). Hal ini memicu penurunan kualitas indukan lele dumbo. Karena pemijahan benih lele menggunakan calon indukan yang salah, lambat laun benih ikan lele dumbo yang beredar di masyarakat semakin turun kualitasnya.

Proyek ikan lele sangkuriang

Baru pada tahun 2000-an, pemerintah lewat BBPBAT melakukan penelitian untuk meningkatkan kembali kualitas lele dumbo. Dengan menggunakan metode silang balik (back cross) ternyata lele dumbo bisa diperbaiki kualitasnya. Kawin silang balik yang dilakukan BBPBAT adalah mengawinkan indukan betina generasi ke-2 atau biasa disebut F2 dari lele dumbo yang pertama kali didatangkan pada tahun 1985, dengan indukan jantan lele dumbo F6.
Perkwainannya melalui dua tahap, pertama mengawinkan indukan betina F2 dengan indukan jantan F2, sehingga dihasilkan lele dumbo jantan F2-6. Kemudian lele dumbo F2-6 jantan ini dikawinkan lagi dengan indukan F2 sehingga dihasilkan ikan lele Sangkuriang.
Proses penelitian ikan lele Sangkuriang memakan waktu yang cukup lama. Dua tahun setelah itu benih lele Sangkuriang baru diperkenalkan secara terbatas. Pengujian dilakukan pada tahun 2002-2004 di daerah Bogor dan Yogyakarta. Baru pada tahun 2004, dikeluarkan Keputusan Menteri Kelautan tentang pelepasan varietas ikan lele Sangkuriang kepada publik.
Perbandingan yang paling mencolok antara ikan lele dumbo dengan ikan lele Sangkuriang antara lain, adalah kemampuan bertelur (fekunditas) ikan lele sangkuriang yang mencapai 40.000-60.000 per kg induk betina dibanding lele dumbo yang hanya 20.000-30.000, derajat penetasan telur dari ikan lele sangkuriang lebih dari 90% sedangkan lele dumbo lebih dari 80%.
Dilihat dari pertumbuhannya, pembesaran harian ikan lele sangkuriang bisa mencapai 3,53% sedangkan lele dumbo hanya 2,73%. Dan, konversi pakan atau Food Convertion Ratio (FCR) ikan lele sangkuriang mencapai 0,8-1 sementara lele dumbo lebih besar sama dengan 1. FCR merupakan nisbah antara berat pakan yang diberikan dengan berat pertumbuhan daging ikan. Semakin kecil nisbah FCR semakin ekonomis ikan tersebut dipelihara.
Penamaan ikan lele Sangkuriang mengambil nama seorang anak dari cerita mitologi Sunda. Dalam cerita tersebut adalah seorang anak bernama Sangkuriang yang berhasrat mengawini ibunya sendiri. Mungkin karena hal itulah nama ikan lele Sangkuriang menjadi nama varietas lele hasil silang balik.

Ikan lele Sangkuriang II

Pada tahun 2010, BBPBAT kembali melakukan pengembangan terhadap ikan lele sangkuriang. Kali ini lembaga penelitian plat merah ini mengawinkan lele sangkuriang dengan lele dari sungai Nil, Afrika. Indukan jantan merupakan lele sangkuriang F6 sedangkan indukan betinanya F2 dari Afrika. Indukan dari Afrika ini bobot tubuhnya bisa mencapai 7 kg, diharapkan bisa mendongkrak sifat unggul bagi turunannya.
BBPBAT mengklaim lele sangkuriang II bisa tumbuh 10 persen lebih cepat dari generasi sebelumnya. Ukuran tubuhnya pun lebih bongsor dan yang terpenting lebih tahan terhadap penyakit.
Saat ini ikan lele sangkuriang II belum dilepas untuk umum. Ikan ini masih harus melakukan uji multilokasi. Dari keterangan tertulisnya, BBPBAT melakukan uji multilokasi di Bogor, Boyolali, Gunung Kidul dan Kepanjen.

Kamis, 09 November 2017

Mengenal Lele Mutiara


Ikan Lele MUTIARA

Ikan Lele MUTIARAmutu tinggi tiada tara
  • Dibentuk dari gabungan persilangan strain ikan lele Mesir, Paiton, Sangkuriang dan Dumbo yang diseleksi selama 3 generasi pada karakter pertumbuhan.
  • Ikan lele mutiara ini dilepaskan ke masyarakat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 77/KEPMEN-KP/2015.
Keunggulan :
  • Laju pertumbuhan tinggi: 10-40% lebih tinggi daripada benih-benih lain
  • Lama pemeliharaan singkat: lama pembesaran benih tebar berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm dengan padat tebar 100 ekor/m2 berkisar 40-50 hari, sedangkan pada padat tebar 200-300 ekor/m2 berkisar 60-80 hari.
  • Keseragaman ukuran relatif tinggi: tahap produksi benih diperoleh 80-90% benih siap jual dan pemanenan pertama pada tahap pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi sebanyak 70-80%.
  • Rasio konversi pakan (FCR = Feed Conversion Ratio) relatif rendah: 0,6-0,8 pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran.
  • Daya tahan terhadap penyakit relatif tinggi: sintasan (SR = Survival Rate) pendederan benih berkisar 60-70% pada infeksi bakteri Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik).
  • Toleransi lingkungan relatif tinggi: suhu 15-35 oC, pH 5-10, amoniak <3 0-10="" 0="" li="" mg="" nitrit="" salinitas="">
  • Produktivitas relatif tinggi: produktivitas pada tahap pembesaran 20-70% lebih tinggi daripada benih-benih strain lain.
Potensi Mitra Bisnis / Pemanfaat Produk :
  • Unit pembenihan rakyat (UPR)
  • Unit pembenihan pemerintah (Dinas)
  • Pengusaha / industri perikanan
Rancangan hilirasi :
  • Gelar teknologi (Januari – Juni 2017)
  • Roadshow industri (Juli – Desember 2017)
  • Kerjasama industri 2018
dscn00751Ikan Lele Mutiara

Sumber : https://bppisukamandi.kkp.go.id/?page_id=73